ASI dibuat khusus untuk bayi ibu sendiri.
"ASI pada ibu yang satu akan berbeda dengan ASI pada ibu lain," jelas Utami. Misal, dua ibu melahirkan pada hari, tanggal, dan jam yang sama. Namun ibu yang satu melahirkan di usia kehamilan 9 bulan, sedangkan ibu yang satunya di usia kehamilan 7 bulan. "Nah, ASI yang diproduksi sesuai dengan yang dibutuhkan untuk bayi yang dilahirkan pada masing-masing usia kehamilan tersebut." Jadi, ASI pada ibu yang melahirkan di usia kehamilan 9 bulan memang diperuntukkan bagi kebutuhan bayi yang lahir di usia kehamilan tersebut. Begitupun ASI pada ibu yang melahirkan di usia kehamilan 7 bulan diperuntukkan hanya bagi bayi tersebut.
Selain itu, ASI pada ibu yang sama-sama melahirkan di usia kehamilan 9 bulan pun berbeda, karena bakteri-bakteri yang pernah didapat pada tiap ibu berbeda-beda. ASI pada ibu A, misal, mengandung bakteri-bakteri yang pernah didapat oleh ibu A. Pada ibu B, ASI-nya juga mengandung bakteri-bakteri yang pernah didapat oleh si ibu tersebut. Dengan demikian, bila ibu A pernah kena demam berdarah semasa hamil, misal, maka bayinya sudah terlindung dari virus demam berdarah setelah mendapatkan ASI. Tapi bila bayi ibu A disusui oleh ibu B yang belum pernah kena demam berdarah, maka bayi ibu A tidak terlindungi dari virus tersebut.
ASI berbeda dari hari ke hari.
ASI dibagi dalam 3 jenis, yaitu susu jolong atau kolostrum yang keluar pada 0-7 hari setelah si ibu melahirkan; susu transisi, yaitu susu hari ke-7 sampai ke-10; dan susu mature. Komposisi masing-masing susu ini berbeda satu sama lain.
Susu kolostrum, jelas Utami, lebih bersifat sebagai obat ketimbang minum dan makannya. Hingga, bayi yang minum susu ini biasanya turun BB-nya. Apalagi susu kolostrum biasanya tak banyak, rata-rata cuma 30 cc dalam 24 jam. "Makanya, banyak ibu bingung, mengira ASI-nya belum keluar. Padahal, memang selama 7 hari itu, ASI yang keluar cuma sedikit. Namun jangan salah, satu tetes susu kolostrum mengandung 1 juta antibodi. Sayangnya, banyak orang tak tahu mengenai susu kolostrum ini, hingga si bayi yang baru lahir diberikan susu formula. Akibatnya, antibodi yang masuk sangat kurang. Ini tentu akan berpengaruh terhadap daya tahan tubuh si bayi selanjutnya."
Sedangkan susu transisi adalah susu yang menjadi pengantar sebelum menuju susu mature, yaitu susu padat yang memenuhi kebutuhan untuk tumbuh kembang bayi. Jadi, susu ini menyiapkan pencernaan bayi untuk mencerna ASI mature. Jelas Utami, ''Seperti layaknya bayi yang baru lahir, pertama hanya minum susu, lalu mulai diberi makanan setengah padat, kemudian makanan padat. Nah, ASI juga seperti itu.''
Selain itu, dalam waktu yang berbeda, kandungan ASI pun tak sama. Jadi, pada 5-10 menit pertama, susu yang keluar, dinamakan fore milk, sifatnya lebih cair/encer, lebih ringan, hingga lebih mudah dicerna usus bayi. Di atas 10 menit atau disebut hind milk, adalah susu yang komposisinya lebih kental, dengan kandungan protein, lemak dan karbohidrat lebih padat.
ASI memberi daya tahan.
Sejak lahir, jelas Utami, bayi telah dibekali daya tahan tubuh oleh ibunya sewaktu di kandungan. Pemberian ASI juga merangsang pusat daya tahan tubuh bayi untuk membuat daya tahan tubuh lebih cepat meningkat. Ketika lahir, daya tahan tubuh ini, cepat sekali turunnya, sementara daya tahan tubuh pada bayi lambat naiknya. "Nah, dengan diberi ASI, bayi mendapat rangsangan daya tahan tubuh, hingga bisa lebih cepat menaikkannya." Ini biasanya disebut imunitas aktif dan pasif.
ASI memberikan rasa aman.
Bukankah kala menyusui terjadi suasana yang aman dan tenang? ''Ini akan mengingatkan bayi kembali pada rasa aman di dalam perut, karena bayi dipeluk oleh rahim dan mendengar detak jantung ibunya. Nah, detak jantung ibu ini yang menenangkan. Bayi juga merasa terbuai,'' tutur Utami.
Menyusui juga membuat kedekatan hubungan antara si bayi dengan ibu yang nilainya tak terhingga, juga terjalin. Hingga, ia berpotensial menjadi anak baik budi pekertinya. Jadi, tegas Utami, bayi yang mendapat ASI eksklusif, selalu berada dalam pelukan ibunya, dielus dan disayang, hingga ia merasa aman, dilindungi, dan dicintai. "Ia tumbuh dalam suasana yang secure. Makanya, ia pun akan mencintai lingkungannya."
.