Gejala dan Tanda Menopause pada Wanita - Menopause biasanya mulai dialami oleh perempuan berusia sekitar 40 dan ditandai dengan tidak teraturnya masa menstruasi. Selain itu banyak persoalan mengiringi masa menopause ini. "Jika seorang perempuan menstruasinya datang lebih awal, maka biasanya mengalami menopause juga lebih awal," kata konsultan seks Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Timur Dr Ferryal Loetan SpRm Mkes pada diskusi di FISIP Universitas Indonesia Depok, Jumat (12/6).
Pada diskusi yang diselenggarakan oleh Pengurus Ikatan Wanita Keluarga Universitas Indonesia ini, Ferryal mengatakan, menstruasi terjadi saat masa puber yakni 11-14 tahun. Kadang terjadi secara tidak teratur. Seorang perempuan yang mengalami menstruasi adalah tanda bahwa ia sudah bisa menghasilkan keturunan. "Selain itu terjadi perkembangan tubuh dan alat kelamin," kata Ferryal.
Jumlah sel telur yang dimiliki perempuan umumnya berjumlah 350.000 buah, dan menstruasi yang dialami setiap perempuan berkisar 275 kali selama hidupnya. Di usia akhir 40 tahun, setiap perempuan mulai merasakan tanda-tanda menopause. Menopause disebut juga sebagai klimakterik/perubahan hidup. "Jika menopause, haid berhenti, produktivitas terhenti. Muncul gejala tubuh yang tidak nyaman dan ketidakseimbangan hormonal," kata Ferryal.
Gejala dan tanda menopause antara lain, haid menjadi tidak teratur atau tidak haid selama enam bulan, akan timbul gejala klimakterik, flashing dengan jantung berdebar, sakit kepala, keringat di malam hari. "Selain itu juga merasa gelisah, takut, mudah tersinggung, lekas marah, depresi dan gangguan libido," kata Ferryal. Juga terjadi nyeri berkemih, gatal, nyeri saat berhubungan intim, vagina kering, kulit kering, keriput, gatal-gatal di kulit, mudah infeksi. Mata dan mulut pun kering, tulang ngilu, mudah ngompol, peristaltik terganggu.
Saat menopause, hormon estrogen mulai berkurang padahal hormon ini sangat penting bagi perempuan. Jantung, tulang, otak, usus, gigi, kulit dan mata berhubungan dengan hormon ini. Masalah kekurangan hormon ini bisa diatasi dengan melakukan hormon replacement therapy, atau terapi sulih hormon. Namun perlu pula mengetahui adanya kontra indikasi, papar Ferryal.
Prinsip sulih hormon tersebut antara lain perempuan yang masih memiliki rahim, diberikan sulih hormon estrogen kombinasi progesteron. Yang sudah tidak memiliki rahim cukup diberikan hormon estrogen. Sedangkan perempuan yang masih mengalami haid diberi hormon gabungan estrogen dan progesteron.
Yang tidak ingin haid lagi, atau yang ingin mengatur masa haidnya, menunda haid karena naik haji, bisa diberi hormon estrogen dan progesteron tanpa henti, kata Ferryal.
Cara pemberian terapi sulih hormon bisa melalui tablet oral, krim yang dioles di paha atau perut, plester/koyo di punggung, semprotan hidung, krim yang dimasukkan ke vagina, susuk ataupun suntikan im. Namun beberapa efek samping juga harus diperhatikan seperti terjadi spotting, penambahan berat badan, kadang nyeri di payudara, sakit kepala, keputihan, dan gatal-gatal walaupun jarang
.