Cara Merawat dan Membuat Rambut Anak Bagus Hitam Berkilau - Rambut merupakan mahkota setiap orang, termasuk bagi anak Anda. Meski begitu, bukan berarti keindahannya saja yang harus diperhatikan. Perawatan rambut Si Kecil harus dimulai sejak dini agar kesehatannya senantiasa terjaga. Sayangnya, kondisi kesehatan rambut yang sulit ditakar membuat orangtua terkadang abai akan kesehatan rambut anak. Kekhawatiran baru datang bila terjadi masalah-masalah yang tidak biasa. Dalam menangani masalah rambut pada anak pun, orangtua tidak bisa “pukul rata“. Pasalnya kebutuhan perawatan bagi setiap usia tidak mutlak sama. Maka lebih baik jika Anda memahami kondisi rambut Si Kecil sekaligus cara merawatnya. Yuk, simak penjelasan
Dr Tridia Sudirga, Sp.KK, dermatologis dan venerologis dari
ErHa Clinic,
mengenai beberapa masalah rambut yang acapkali menimpa Si Kecil.
Cuci Rambut Sejak Lahir
Meskipun rambut anak masih pendek dan tipis, bukan berarti keramas tidak diperlukan. Bahkan ketika Si kecil masih memiliki
velus (rambut pertama bayi yang baru lahir), rambutnya sudah harus dibersihkan menggunakan sampo bayi. Tujuannya untuk menghindari sel-sel kulit mati yang menumpuk di kulit kepala. Bahkan beberapa saat setelah Si kecil lahir pun, proses mencuci rambut diperlukan untuk membersihkan kepalanya. “Pada beberapa saat setelah bayi lahir, sebenarnya sudah perlu dicuci rambutnya untuk membersihkan sisa-sisa ketuban dari proses persalinan,” ujar Tridia.
Diganggu Si Kutu
Kutu rambut adalah parasit yang sangat menyukai rambut terminal. Berbeda dengan
velus yang halus, rambut terminal biasanya memiliki tekstur yang kasar, berwarna gelap, dan lebih panjang. Nah, biasanya keluhan gatal di kulit kepala gara-gara kutu “datang” pada anak di usia menjelang remaja. Selain merusak penampilan, kutu rambut ini juga menjadi penyebab gatal yang luar biasa hingga membuat Si Kecil tak nyaman.
“Faktor utama rambut berkutu memang dari kebersihan yang kurang,” ujar Tridia. Apalagi pada anak yang mulai puber, hormon seksnya sudah bekerja sehingga kelenjar-kelenjar kulit anak menjadi lebih aktif dan kulit kepala lebih berminyak. Selain jadi mudah bau, rambut anak pun mulai kotor dan mengandung bakteri.
Kutu Ditularkan Siapa Saja
“Anak yang rajin mencuci rambut dan menjaga kebersihan pun tidak berarti pasti terhindar dari kutu,” ujar Tridia. Pasalnya, kutu rambut yang mengisap darah ternyata lebih sering didapatkan dari orang lain. Artinya, Si Kecil bisa tertular oleh orang-orang di sekelilingnya. “Bisa dari siapa saja, misalnya teman, keluarga, atau tenaga bantu di rumah yang memiliki kutu di rambutnya. Jika Si kecil berkontak dengan orang yang memiliki kutu rambut, maka risiko tertularnya pun besar,” urai Tridia.
Kecil-kecil, kok, Beruban?
Semakin berumur, maka semakin mungkin uban tumbuh di kepala. Lalu bagaimana jika rambut Si Kecil mulai beruban? “Pada orang dewasa, uban berhubungan dengan berhentinya produksi pigmen pada rambut. Jika terjadi pada anak-anak, berarti itu bukan uban. Rambut putih pada anak-anak berarti memang rambutnya tidak berpigmen,” tukas Tridia. Kesimpulannya, rambut putih pada anak disebabkan oleh penyakit genetik atau penyakit lainnya seperti
Vitiligo.
6 Langkah Memusnahkan Kutu
“Untuk pengobatan, umumnya diberikan
permethrin lima persen yang dioleskan di kepala dan batang rambut. Diamkan cairan itu menempel selama delapan hingga dua belas jam, baru cuci menggunakan sampo,” ungkap Tridia. Setelahnya, lakukan tahap-tahap berikut:
1. Bila rambut anak perempuan Anda panjang, segera potong pendek dan cukur rambut anak laki-laki.
2. Pakai obat pemberantas kutu di batang rambut dan tutup semalaman, baru cuci.
3. Seminggu setelah pengobatan, pantau lagi untuk mematikan kutu yang baru menetas.
4. Cari sumber penularan kutu.
5. Bila ada infeksi sekunder seperti nanah atau luka, olesi kulit kepala dengan antibiotika krim.
6. Membersihkan bantal, sofa, lantai, dan tempat-tempat yang biasa terkena kepala Si Kecil.
Pengaruh Iklim
Kondisi rambut dipengaruhi oleh suhu udara, kelembapan, dan iklim sehingga pemeliharaan rambut di setiap daerah pun tentu berbeda. “Misalnya ketika udara dingin, orang cenderung kurang minum sehingga kondisi tubuh dan rambut mengalami kekeringan,” kata Tridia. Ia menambahkan, waktu siang di musim dingin yang pendek membuat kelenjar
pineal mengontrol hormon dan menyebabkan rambut tumbuh lebih cepat.
Lebih lanjut, kecenderungan orang mandi menggunakan air panas ketika cuaca dingin menyebabkan minyak rambut semakin terkikis sehingga mudah rontok, patah, dan kering. Lain halnya dengan wilayah yang lebih sering terkena panas, seperti di Indonesia. Pada iklim seperti ini, Tridia mengungkapkan pentingnya menggunakan perlindungan berupa topi atau
sunblock pada kulit dan rambut. “Lalu setelah terpapar panas matahari berlebih, cuci rambut dengan air biasa, sampo, dan
conditioner agar rambut tidak patah,” tukasnya.
Perawatan Tradisional
Demi mendapatkan rambut anak yang tebal, biasanya Anda mengolesi kulit rambut Si Kecil dengan lidah buaya. Benar memang bahwa kandungan
aloe vera di lidah buaya berkhasiat membuat batang rambut lebih kuat, berkilat, dan terlapisi sehingga rambut tampak tebal dan berkilau. “Pemberian bahan-bahan tanaman tradisional pada kulit kepala bayi dan anak-anak umumnya aman, kok. Yang harus diawasi hanya kemungkinan reaksi seperti gatal dan infeksi,” ujar Tridia. Namun yang juga harus diingat, jenis serta ketebalan rambut setiap orang telah diatur secara genetik, sehingga tebal ataupun tipis tidak jadi soal. Yang penting, rambut anak dirawat dengan benar sehingga terjaga kesehatannya.
Mungkinkah Rambut Anak Rontok?
Helaian-helaian rambut anak yang tersangkut di sisir atau terserak di lantai bukan berarti rambut anak mengalami kerontokan. Pasalnya, rambut rontok sangat berbeda dengan patahnya batang rambut. Jika helaian rambut yang lepas tidak berasal dari akarnya, berarti batang rambut yang patah. Penyebabnya bisa karena Si Kecil gemar memasang jepit kencang serta mengikat atau mengepang rambutnya, maka rambutnya akan mudah patah di bagian batang.
Rambut baru dikategorikan rontok apabila rambut yang lepas dari kulit kepala mencapai 50 hingga 150 helai dalam satu hari. “Pada anak-anak itu sebenarnya jarang ditemukan rambut rontok. Bila rambut anak rontok, berarti ada infeksi jamur atau bakteri di kulit kepalanya yang mengakibatkan siklus pertumbuhan rambut terganggu dan lepas dari akarnya,” kata Tridia.
Selain itu, rambut rontok pada Si kecil pun dapat disebabkan oleh kebiasaan buruknya menarik atau mencabut rambutnya. “Alasan lain pada anak remaja, rambut rontok bisa disebabkan oleh asupan gizi, gelisah, dan stres juga,” tambah Tridia. Maka, penting untuk membiasakan Si Kecil mengonsumsi makanan bergizi baik agar ketika beranjak dewasa, kesehatan rambutnya terjaga.
Kapan Mencuci Rambut?
Prinsip mencuci rambut, menurut Tridia, sebenarnya sederhana saja. “Tidak ada standar yang pasti mengenai berapa hari sekali anak harus keramas. Sederhananya, mencuci rambut dilakukan saat rambut atau kulit kepala sudah kotor, panas akibat keringat, atau terkena cairan susu,” papar Tridia.
Pada anak yang berusia di atas tiga tahun, kondisi kulit kepala jangan sampai luput dari perhatian. Pasalnya, Si Kecil sudah mulai aktif bermain sehingga kulit kepala jadi mudah berkeringat. Jika didiamkan, keringat tersebut akan menjadi tumpukan sel-sel kulit mati yang menimbulkan bau kurang sedap dan membuat gatal.
Begitu juga dengan penggunaan sampo biasa. Waktu yang tepat ketika anak bisa mulai menggunakan sampo reguler yang sama dengan Anda adalah ketika rambut anak mulai tebal, mudah kotor, bukan lagi
velus. “Juga anak mulai bisa menjaga refleks matanya ketika keramas ia sudah bisa memakai sampo dewasa yang variannya lembut,” papar Tridia
.