Cara Menjaga dan Membersihkan Tubuh Anak Setiap Hari - Indonesia Sehat 2010, itulah visi baru pembangunan kesehatan yang dicanangkan Pemerintah. Salah satu misinya, mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat serta mampu berperilaku hidup sehat. Dalam konteks yang paling sederhana, pola hidup sehat sebenarnya harus dimulai dari diri sendiri. Karenanya, pentingnya mengajarkan anak untuk memelihara kebersihan sehari-hari sekaligus sebagai pembelajaran disiplin. Tentu saja, orang tua yang menjadi teladan.
* Mandi
Umumnya, mandi dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Akan tetapi perhatikan jika si kecil ternyata sering berkeringat, entah secara alamiah atau karena banyak melakukan aktivitas fisik. Nah, jika kondisinya seperti itu, tentu frekuensi mandi jadi harus lebih sering. Kenapa? Karena keringat yang membasahi tubuh bisa mengundang kuman-kuman untuk bersarang di kulit. Alhasil, si kecil bisa terkena penyakit kulit. Jadi, tak masalah kalau anak sering mandi. Perhatikan pula kondisi airnya, apakah keruh atau kotor serta berbau. Bisa-bisa meski sering mandi, bukannya sehat, tapi malah diakrabi berbagai penyakit.
Hal lain yang tak boleh dilupakan adalah penggunaan sabun. Mandi jangan sekadar basah, tapi juga harus segar dan sehat. Untuk itu gunakan sabun (kalau perlu sabun antiseptik) agar kuman-kuman yang menempel di kulit mati. Handuk yang digunakan untuk mengeringkan badan pun sebaiknya bersih dan tidak lembap. Segera setelah digunakan, langsung dijemur. Jangan dibiarkan kering dengan sendirinya karena bisa ditumbuhi jamur. Secara berkala, semisal 1-2 kali dalam seminggu, gantilah handuk dengan yang bersih. Jangan menunggu sampai handuk tersebut kelihatan kumal baru diganti.
Selain itu, ada beberapa kebiasaan yang harus segera diubah. Contohnya khusus di hari libur, anak-anak boleh hanya mandi sekali atau bahkan tak mandi sama sekali. Begitu juga kebiasaan tak mandi lagi seusai berenang karena kegiatan ini sering disamakan dengan mandi. Anggapan-anggapan keliru seperti itu sudah seharusnya ditinggalkan.
* Keramas
Keramaslah secara rutin. Memang tak ada patokan baku apakah harus setiap hari atau cukup 2-3 hari sekali. Anak yang banyak aktivitas tentu sering berkeringat, hingga perlu keramas lebih sering. Yang pasti, jangan menunggu sampai kulit kepala terasa gatal, berketombe atau bahkan ditinggali kutu rambut. Pastikan, anak tak cuma membasahi rambutnya dan setelah itu merasa sudah keramas. Sekadar basah saja sama sekali tak efektif membersihkan rambut. Gunakan sampo rambut yang tepat sesuai kondisi rambut anak agar rambut dan kulit kepala terpelihara kebersihannya.
* Menyikat gigi
Sedini mungkin, bahkan sejak bayi, orang tua mulai memperkenalkan aktivitas yang satu ini. Tentu saja selagi si kecil belum tumbuh gigi, gunakan alat "penyikat" yang cukup lembut seperti kapas atau kain kasa yang sudah dibasahi air hangat untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel di gusinya. Jadikan acara ini sebagai rutinitas setiap kali habis makan dan menjelang tidur.
Jika yang dilakukan selama ini menyikat gigi saat mandi pagi dan sore, ubahlah kebiasaan itu karena manfaatnya tidak optimal. Soalnya, sisa-sisa minuman dan makanan akan tertinggal di gigi jika menyikatnya dilakukan lebih dulu sebelum makan. Padahal sisa-sisa makanan yang menempel di rongga mulut ini lama-kelamaan akan merusak gigi berupa plak dan karang gigi. Jadi yang benar adalah menyikat gigi sesudah makan dan menjelang tidur malam.
* Membersihkan pusar
Bentuknya yang menjorok ke dalam dan tempatnya yang relatif tersembunyi memang amat berpeluang membuat kotoran betah menetap di pusar. Tapi lakukan secara hati-hati menggunakan bahan lembut seperti
cotton bud, kapas dan
baby oil. Cara membersihkannya pun tak boleh kasar agar jangan sampai terluka/lecet yang berlanjut dengan infeksi.
* Membersihkan telinga
Dapat dilakukan dengan menggunakan kapas atau
cotton bud. Yang perlu diperhatikan, upaya bersih-bersih ini jangan sampai menyentuh rongga telinga bagian dalam karena akan semakin mendorong kotoran masuk semakin dalam. Sebenarnya, kotoran dalam telinga secara alamiah akan keluar dengan sendirinya berkat kerja rambut-rambut halus di dalam telinga yang berfungsi sebagai "penyaring".
Jadi, cukup bersihkan bagian daun telinga. Sementara untuk kotoran yang sudah telanjur masuk ke telinga bagian dalam, percayakan pada dokter spesialis THT. Waspadai pula jika telinga mengeluarkan kotoran yang berbau atau berwarna. Besar kemungkinan kondisi ini menunjukkan sudah terjadi infeksi dalam telinga. Ada baiknya periksakan telinga secara rutin ke dokter THT, setidaknya 3 bulan sekali.
* Membersihkan lubang hidung
Bisa menggunakan
cotton bud atau cukup dengan jari tangan, tapi pastikan kebersihan jari tangan dan kuku. Mengapa? Tak lain karena kuku yang panjang hanya akan melukai hidung bagian dalam yang relatif lunak. Belum lagi kalau ternyata kuku tangannya mengandung kotoran/bibit penyakit yang malah-malah menyebabkan infeksi. Yang jelas, lakukan secara hati-hati alias jangan sembarangan, semisal sebagai bentuk keisengan pengisi waktu.
* Menggunting kuku
Minimal dilakukan seminggu dua kali. Yang perlu diperhatikan, menggunting kuku jangan sampai terlalu pendek karena justru bisa melukai kulit di bawah kuku. Kuku yang panjang dapat mencederai kulit, terutama ketika secara tak sengaja menggaruk kulit karena gatal. Apalagi bila kuku tersebut kotor dan mengandung kuman yang dapat masuk ke dalam tubuh kemudian menimbulkan penyakit.
* Mencuci tangan
Mencuci tangan harus lebih sering dilakukan karena tangan merupakan sumber penularan penyakit. Lakukan terutama sebelum dan setelah makan, serta seusai memegang sesuatu. Mencuci tangan juga perlu dilakukan ketika kontak dengan cairan tubuh seperti ingus atau ludah. Yang jelas, mencuci tangan harus menggunakan sabun, jangan sekadar basah yang tak akan mematikan kuman-kuman. Yang tak kalah penting, cucilah tangan di tempat air yang mengalir/kran agar kuman yang ada ikut terbawa aliran air tadi. Sebaiknya gunakan tisu seusai mencuci tangan. Penggunaan kain lap tak menjamin tangan jadi lebih bersih karena bukan tidak mungkin malah di kain lap tersebut ada kuman yang menempel dari sesama pengguna kain lap tadi.
* Mengganti pakaian
Setiap habis mandi, usahakan selalu berganti pakaian dengan yang bersih. Pilihlah pakaian, celana, kaos dalam dan celana dalam yang kering dan bersih, jangan yang lembab. Setiap kali tubuh si kecil basah/lembab oleh keringat sehabis beraktivitas, cepat-cepat keringkan badannya dengan handuk bersih lalu gantilah pakaiannya dengan yang bersih. Demikian pula dengan seragam sekolah. Sebaiknya diganti setiap hari, jangan sampai dikenakan berulang kali. Kalau anak termasuk anak yang aktif, bawakan baju cadangan ke sekolah sebagai baju ganti hingga tak perlu menunggu kering dengan sendirinya atau menggantinya nanti sesampai di rumah.
* Mengganti kaus kaki
Aksesoris yang kelihatan sepele ini kadang terabaikan alias lupa diganti. Biasanya kalau sudah tercium aroma tak sedap barulah dilemparkan ke tempat cucian. Padahal, sebaiknya kaus kaki diganti setiap hari meskipun penggunaannya terbatas hanya ketika bersekolah atau bepergian sebentar. Mengenai kaki bau sebenarnya berawal dari kaki yang berkeringat meskipun keringat itu sendiri tak berbau. Bau tak sedap ini muncul setelah bercampur dengan kuman. Untuk menghindarinya, ya jangan malas untuk berganti kaus kaki secara rutin.
* Mencuci sepatu/sandal
Alas kaki juga termasuk benda yang harus dicuci secara rutin. Sepatu atau sandal yang kotor tentunya mengandung kuman penyakit. Rajin-rajinlah dicuci apalagi setelah menginjak kotoran di jalan, melewati jalan becek dan sejenisnya.
* Mengganti sprei dan menjemur kasur
Satu hal lagi yang cukup penting adalah mengganti sprei, sarung bantal dan sarung guling secara berkala, setidaknya 1-2 kali seminggu. Meskipun si kecil sudah mandi sebersih mungkin dan mengenakan pakaian bersih, tentu tidak ada artinya bila alas tidur tidak bersih. Selain itu, jangan lupa menjemur kasur atau alas tidur. Apalagi kalau si kecil masih gemar
ngompol. Jangan menunggu kering dengan sendirinya karena kondisi lembab dan bau akan cepat mengundang jamur dan kuman.
HAL LAIN YANG PATUT DIPERHATIKAN
Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal berikut yang penting untuk diperhatikan.
*
Makanan bergizi
Mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang sangat penting bagi proses tumbuh kembang anak. Sajikan menu yang memenuhi syarat 4 sehat 5 sempurna.
*
Cukup tidur
Tidur cukup juga penting untuk diperhatikan karena porsi dan kualitas tidur terbukti amat membantu pertumbuhan anak. Pasalnya, di kala tidur
growth hormone atau hormon pertumbuhan anak bekerja secara optimal. Untuk bayi, setidaknya 17 jam per hari, sedangkan untuk balita sekitar 10-12 jam, dan anak di atas usia 6 tahun membutuhkan tidur 9-10 jam. Disamping itu tidur yang cukup juga akan membantu perkembangan kognisi dan emosional anak. Kalau memungkinkan, sempatkan anak untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak di sore hari setelah lelah beraktivitas sejak pagi hingga siang. Dampak yang bisa timbul jika anak kurang tidur di antaranya sulit konsentrasi, malas-malasan, dan terbatasnya aktivitas.
*
Olahraga
Lakukan olahraga secara rutin. Selagi orang tua berolahraga, libatkan si kecil untuk berenang, lari atau bentuk olahraga lainnya. Anak yang kurang berolahraga biasanya mudah terserang penyakit dan tubuhnya jadi gampang cedera.
JIKA ANAK SAKIT
Upayakan tetap menjaga/melakukan kebersihan diri meski si kecil sedang sakit. Misalnya, anak tetap mandi namun gunakan air hangat. Kalau tak mandi justru bisa menimbulkan masalah lain, seperti biang keringat atau ruam serta penyakit kulit lainnya. Yang pasti, menyikat gigi, mencuci tangan, mengganti pakaian dan sebagainya harus tetap dilakukan. Mengganti pakaian juga harus diupayakan
.