Cara Merawat Bayi Baru Lahir yang Baik dan Benar - Merawat bayi ternyata tak bisa dianggap sepele. Salah merawat, bisa-bisa tumbuh-kembang bayi jadi terhambat. Secara umum, bayi yang baru lahir harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Nah, orangtualah yang bertugas untuk menyediakan lingkungan yang paling optimal bagi tumbuh kembang Si Kecil. “Dalam arti, bayi tidak perlu repot beradaptasi,” kata dokter spesialis anak dari
RS Royal Taruma, Jakarta,
Dr. Elizabeth Hutapea, Sp.A.
Bayi akan beradaptasi jika suhu di luar terlalu dingin atau terlalu panas. Dan setiap kali dia beradaptasi (melakukan respons terhadap lingkungan), ia akan mengeluarkan kalori, sehingga tumbuh kembangnya menjadi agak berkurang. Karenanya lingkungan yang paling optimal perlu disiapkan sehingga bayi tidak perlu berespons aneh-aneh. Misalnya, suhu air untuk mandi yang sebaiknya mendekati suhu tubuh bayi.
Air conditioner (AC) juga cukup disetel yang menyerupai suhu tubuhnya dan tidak membuat bayi gerah.
Selain kenyamanan, kebutuhan lain adalah asih, asah, dan asuh, termasuk makanan (ASI) dan
bonding dengan orangtua. Apa lagi yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam merawat bayi? Simak penjelasan lengkap dari Elizabeth berikut ini.
Memandikan Bayi
Bayi sebaiknya dimandikan 1-2 kali sehari. Waktunya disesuaikan dengan kondisi bayi. Suhu air yang digunakan untuk mandi sebaiknya hangat. Tujuannya supaya perbedaan suhu bayi dan suhu air tidak terlalu jauh, bayi tidak menggigil sesudah mandi dan tidak demam kalau airnya dingin.
Untuk mengukur suhu air yang pas, cukup samakan dengan suhu tangan orang dewasa. Siapkan air, masukkan tangan ke baskom. Kalau suhunya sama dengan tangan, berarti itulah suhu air yang sesuai untuk bayi. Ini akan menjaga supaya respon bayi tetap minimal, tidak perlu terlalu beradaptasi.
Sabun yang bagus digunakan adalah semua produk sabun bayi, entah sabun batang maupun cair, karena pH-nya lebih sesuai dengan pH bayi (antara 4,5-5) dan biasanya mengandung pelembab (
moisturizer). Hindari memakai sabun dewasa. Pada kasus-kasus di mana bayi bermasalah dengan kulitnya, bisa menggunakan sabun yang mengandung hipoalergenik. Sementara untuk sampo bayi, sebaiknya juga menggunakan sampo khusus bayi yang biasanya disediakan satu paket beserta sabun mandi bayi.
Merawat Tali Pusat
Orangtua sebaiknya tidak menganggap remeh perihal merawat tali pusat bayi sebab erat kaitannya dengan infeksi. Tanda-tanda infeksi biasanya tali pusat basah dan berbau, padahal seharusnya tidak berbau. Kalau ada bau, sebaiknya segera kontrol ke dokter untuk memastikan apakah perlu obat lain, seperti antibiotik. Pasalnya, infeksi pada tali pusat bisa berakibat fatal, antara lain bisa menyebabkan infeksi darah maupun infeksi otak.
Cara membersihkan tali pusat cukup dengan menggunakan alkohol 70 persen, 1-2 kali sesudah mandi. Sesudah dibersihkan, tidak perlu dibungkus kasa atau kain. Biarkan terbuka supaya cepat kering. Yang penting tidak terkena air kencing bayi karena itu sebaiknya pemakaian popok jangan sampai menutupi tali pusat. Bersihkan tali pusat sampai lepas. Kalau sudah lepas, dan kering dalam waktu 24 jam, tidak perlu dibersihkan lagi. Jangan berikan ramuan-ramuan tradisional maupun bedak, karena akan memperlambat tali pusat mengering.
Merawat Alat Kelamin Bayi
Pada bayi perempuan yang baru lahir kerap kali muncul lendir keputihan di sekitar alat kelaminnya. Sebaiknya bersihkan dengan kapas yang dibasahi air. Arahnya dari depan ke belakang, jangan dari belakang ke depan. Bersihkan rutin pada saat mandi sampai lendir keputihan tadi hilang. Produksi lendir keputihan ini sebetulnya normal pada bayi baru lahir dan merupakan efek hormon dari Sang Ibu. Bahkan, kadang-kadang sering keluar darah sedikit.
Untuk bayi laki-laki pun sama. Cara membersihkan alat kelamin bayi laki-laki adalah dengan membersihkan kulup menggunakan kapas yang dibasahi air hangat setiap mandi. Jangan sekali-sekali memakai bedak setelah membersihakan alat kelamin bayi, karena bisa menimbulkan infeksi dan iritasi. Juga tidak disarankan menggunakan tisu basah untuk merawat alat kelamin sehar-hari, karena bisa menyebabkan iritasi pada alat kelamin dan daerah sekitarnya. Akibatnya, bayi bisa rewel, kesakitan, dan terjadi infeksi. Tisu basah boleh digunakan hanya pada saat emergensi, misalnya saat bepergian jauh. Iritasi juga bisa dihindari dengan segera mengganti popok atau popok sekali pakai begitu anak buang air besar (BAB).
Waspadai Kolik Berlebihan
Seringkali, bayi menangis kesakitan tanpa sebab setiap menjelang malam. Kondisi ini disebut kolik. Apa sebabnya? Sampai sekarang belum diketahui secara pasti penyebab atau mekanisme kolik. Namun, kolik biasanya dihubungkan dengan pengosongan lambung, juga kerap dihubungkan dengan penyerapan susu. Rata-rata, bayi yang minum ASI eksklusif lebih jarang kolik dibanding mereka yang yang minum susu formula.
Biasanya, kolik muncul setelah bayi berusia 3 minggu dan akan hilang sendiri. Yang penting, saat menangani bayi yang kolik adalah sebisa mungkin bayi dibuat nyaman sehingga tidak menangis hebat. Misalnya dengan digendong atau ditimang-timang. Dan oleh karena mekanisme pastinya sampai sekarang belum jelas, maka penanganannya pun hanya dengan pemberian obat nyeri dan pemberian ASI eksklusif yang dianggap lebih mudah dicerna.
Yang perlu diperhatikan adalah jika bayi kolik berlebihan. Jangan-jangan yang terjadi bukan kolik, melainkan usus melilit atau usus terjepit (invaginasi). Jika ini yang terjadi, Elizabeth menyarankan agar bayi dibawa ke dokter untuk memastikan tidak ada usus yang melilit, usus yang melintir, atau usus terjepit. Selain itu, pada kolik yang normal, bayi tetap BAB seperti pola biasanya. Bayi juga baik-baik saja pada siang hari dan minumnya juga bagus. Sementara pada kolik yang diikuti terganggunya pola defekasi (buang air besar atau BAB), misalnya bayi jadi jarang BAB, harus dipastikan apakah ada kemungkinan gangguan pada usus tadi.
Yang sering jadi pertanyaan, kenapa kolik muncul menjelang petang? Sampai sekarang belum diketahui secara persis penyebabnya. Namun, ini biasanya dihubungkan dengan sistem neurohormonal bayi. Misalnya, apakah hormon-hormon pencernaan pada bayi lebih rendah di malam hari
.
Menjemur Bayi
Menjemur bayi sangat disarankan dilakukan sejak bayi lahir, dengan lama bervariasi antara 15-30 menit. Tujuan menjemur bayi adalah supaya bayi mendapatkan vitamin D yang penting bagi tulang bayi. Berhubung jumlah vitamin D pada ASI tidak terlalu mencukupi, maka bayi memang disarankan untuk dijemur. Selain itu, menjemur bayi juga bisa membantu mempercepat hilangnya kuning pada bayi.
Menyisir Rambut Bayi
Tidak ada studi yang menunjukkan bahwa rambut bayi harus dipotong (dicukur) agar bisa tumbuh lebat dan subur. Mitos yang beredar selama ini, orangtua selalu menganggap rambut bayi harus dicukup agar bisa tumbuh lebat. Dicukur atau tidak, rambut bayi akan berganti sendiri. Secara alamiah, rambut akan rontok dan berganti sendiri. Untuk menyisir rambut bayi, sebaiknya gunakan sisir khusus untuk bayi.
Bayi Muntah
Harus dibedakan antara muntah dan
gumoh. Diartikan sebagai
gumoh jika bentuk muntahan bayi keluarnya tidak menyemprot dan hanya mengalir. Ini terjadi karena isi lambung keluar dan mengalir keluar melalui mulut.
Gumoh biasa terjadi pada bayi di bawah usia tiga bulan yang tidak disendawakan atau disendawakan kurang lama. Untuk menangani
gumoh yang normal, cukup disendawakan dan diposisikan sedemikian rupa untuk mempercepat penurunan isi lambung. Sesekali
gumoh sebenarnya wajar, tapi kalau gumohnya terlalu sering, misalnya lebih dari 10 kali dalam sehari, tentu tidak wajar juga. Bisa jadi bayi mengalami GERD (
gastroesophageal reflux disease) yang membutuhkan konsultasi atau penanganan lebih lanjut.
Sementara muntah yang harus diwaspadai dan bisa dibilang tidak wajar adalah muntah yang berwarna hijau dan menyemprot. Ini tidak wajar dan harus segera ditangani karena kemungkinan besar ada sumbatan pada saluran pencernaan. Misalnya, malrotasi (usus melilit) atau juga invaginasi. Muntah seperti ini biasanya timbul pada bayi baru lahir atau bayi di bawah enam bulan.
Mewaspadai BAB Bayi
Normal atau tidaknya buang air besar (BAB) bayi tergantung salah satunya dari susu yang ia minum. Jika anak hanya minum ASI eksklusif, maka
range BAB yang normal adalah 8 kali sehari atau 8 hari sekali. Yang penting tidak ada keluhan lain. Tapi, jika bayi minum susu formula, sebaiknya setiap hari BAB, paling lama 3 hari sekali. Kalau bayi BAB lebih dari 3 kali sehari, bisa jadi susunya kurang cocok.
Kualitas feses juga harus diwapadai. Bentuk feses yang bagus seharusnya seperti bubur, bulat-bulat padat, atau lancip dengan permukaan licin. Bentuk feses yang kurang bagus adalah yang berlekuk-lekuk atau sangat cair. Sementara warna feses yang bagus adalah cokelat. Selain itu, orangtua harus segera berkonsultasi kepada dokter jika feses berwarna seperti dempul untuk mencari tahu kemungkinan levernya bermasalah. Namun feses berwarna hijau atau kuning tidak masalah dan biasanya karena makanan.
Memilih Popok
Pada prinsipnya, popok (baik popok kain atau popok sekali pakai/diaper) harus terbuat dari bahan yang mampu menyerap air. Jadi, permukaan atas harus selalu kering. Pasalnya, jika tidak kering, akan menyebabkan iritasi di daerah selangkangan dan daerah kemaluan bayi.
Sebetulnya, bayi tidak dipakaikan popok justru lebih bagus. Masalahnya, kebanyakan orangtua tidak mau repot mengganti mengganti popok setiap 1-2 jam. Dr. Elizabeth menyarankan, pada malam hari sebaiknya memakai popok yang menyerap air (diaper), sementara siang hari bisa memakai popok kain. Pasalnya, jika bayi sering terbangun di malam hari, maka perkembangan otaknya bisa terganggu.