Faktor Keturunan Bisa Jadi Penyebab Sakit Kejang Demam -
Saat ini saya hamil anak pertama 8 bulan. Dalam riwayat kesehatan saya dan suami, kami berdua saat balita sangat sering demam tinggi sampai kejang (orangtua sering bilang step). Ibu saya saat balita juga sering mengalami kejang demam. Menurut beliau, hal seperti itu tampaknya menurun. Keadaan ini membuat saya khawatir.
Apakah anak kami kelak juga akan mudah kejang apabila demam? Apa memang benar itu menurun? Jika memang faktor keturunan berpengaruh, apakah kelak anak kami akan lebih rentan demam dibanding anak lainnya? Apalagi secara histori, baik ayah maupun ibunya memiliki histori yang sama, tidak hanya dari salah satu pihak saja.
Apa sebenarnya penyebab kejang-kejang saat anak demam? Apa akibatnya apabila anak sering kejang saat demam? Apakah akan berpengaruh pada kecerdasan ataupun fungsi otak dan tubuh yang lain? Bagaimana cara pencegahan dan penanganan pertama di rumah yang benar secara medis?
Jika anak telanjur mengalami kejang, apa memang pengobatannya harus dengan antibiotik yang dosisnya cukup tinggi? Karena saya dulu sering disuntik atau diberi obat dengan antibiotik dosis tinggi sehingga pertumbuhan gigi saya tidak bagus. Apa yang perlu dipersiapkan dan dipelajari orangtua apabila memiliki anak dengan kecenderungan mudah kejang saat demam?
Saya sangat mengharapkan jawaban dari Dokter. Terima kasih atas jawabannya (Rina - Malang)
Memang benar, pada terjadinya kejang demam, faktor keturunan dapat berperan namun tidak selalu demikian. Banyak juga anak yang kejang demam tetapi sama sekali tak ada orang tua atau kakek neneknya yang menderita kejang demam. Sebaliknya, bisa saja anak yang kedua orangtuanya menderita kejang demam justru tak pernah menderita kejang demam. Kejang demam juga bukan merupakan suatu penyakit yang menakutkan dan jarang berakibat fatal meskipun orangtua selalu panik melihat anaknya kejang.
Penyebab kejang demam adalah terjadinya pelepasan muatan listrik yang abnormal di otak yang dipicu oleh demam. Kejang demam biasanya berlangsung sebentar dan umumnya tak berbahaya. Kejang berbahaya jika berlangsung lebih dari 15-30 menit sehingga mengganggu pernapasan yang dapat berakibat kerusakan pada otak. Jika terjadi kerusakan pada otak dapat mengakibatkan gangguan pada tingkat kecerdasan atau kelumpuhan.
Pemberian antibiotik pada kejang demam tergantung pada penyebab demamnya. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik perlu diberikan. Tentu dokter tak akan sembarangan memberikan antibiotik. Antibiotik hampir semuanya tak mengganggu pertumbuhan gigi kecuali golongan tetrasiklin yang mengakibatkan gigi berwarna kuning. Itu pun kalau pemberiannya berulang-ulang.
Jika anak pernah kejang demam, perlu dibekali obat penghenti kejang yang diberikan jika timbul kejang. Juga obat pencegah kejang yang diminum kalau demam, disamping obat penurun demam. Jika demam tinggi dapat diberi kompres air hangat atau air kran di seluruh tubuh
.