Gejala Sering Kencing Pipis Buang Air Kecil Saat Hamil Tua - Siapa yang tak kesal kalau seharian harus bolak-balik terus ke 
toilet untuk buang air kecil? Itulah yang dialami Ibu Dina yang tengah hamil  tua. "Aduh, kenapa, sih, kok, beser melulu," keluhnya. Padahal sebelum  hamil, hal ini tidak dialaminya sehingga ia menduga-duga, jangan-jangan  itu suatu kelainan. Dan yang sudah pasti, bolak-balik ke kamar kecil  membuatnya terganggu.
Dr. Nurwansyah, Sp.OG dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, menjelaskan, seringnya ingin buang air  kecil adalah suatu keadaan di mana kandung kencing penuh lebih cepat.  "Jadi, ada produksi urine yang berlebihan. Hal inilah yang menyebabkan  rasa ingin buang air menjadi terlalu sering." 
Secara normal, orang umumnya 4-5 kali buang air kecil per hari.  "Namun kondisi tiap orang berbeda, sehingga berapa kali ia buang air  kecil setiap hari akan berbeda." Pokoknya begitu air seni penuh akan  timbul rasa ingin kencing.
Ginjal sebagai organ yang memproduksi air seni, ujar Nurwansyah,  harus memproduksi urine 30-50 cc/jam. Sedangkan dalam keadaan normal,  kapasitas kandung kemih maksimal mencapai 500 cc. "Namun volume urine  dalam memberikan reaksi ingin kencing tergantung kondisi fisik dari  kandung kemih masing-masing orang. Ada yang baru 300 cc saja sudah  merasa ingin berkemih."
Prosesnya, air kencing atau urine yang terbentuk di ginjal tersebut  akan disalurkan melalui ureter ke dalam kandung kemih. Jika sudah penuh,  sistem saraf segera melapor ke pusat saraf. Kemudian otak memerintahkan  perangsangan pada otot kandung kemih untuk mengeluarkan kencing melalui  
uretra. 
ANEKA PERUBAHAN
Sering buang air kecil atau 
beser yang terjadi pada wanita hamil berlangsung sepanjang kehamilan terutama  pada trimester I dan III. Pada kehamilan trimester I, terjadi perubahan  hormonal yang menyebabkan semua sistem di dalam tubuh naik. Seperti  halnya jumlah darah yang dipompakan jantung meningkat, termasuk juga ke  ginjal. "Sehingga darah yang dikirim ke ginjal per detiknya juga naik,  berkisar antara 50 persen dari keadaan semula. Akibatnya, produksi urine  juga jadi lebih banyak kendati hanya naik 25 persen. Jadi, yang  mestinya 5 jam kemudian baru pipis lagi, bisa jadi 2-3 jam sudah  kepingin pipis lagi."
Selain karena perubahan tersebut, juga terjadi karena perubahan  posisi. "Pada kehamilan, posisi rahim juga berubah sehingga segala  sesuatu di lingkungan sekitarnya juga berubah. Semakin besar kehamilan,  rahim akan semakin menekan kandung kemih." Karena tekanan inilah,  kapasitas isi dari kandung kemih juga berubah. "Yang tadinya, misalnya,  baru merasa kencing di 500 cc, kini karena adanya tekanan dari rahim,  dengan isi 200 cc pun sudah luber dan harus segera dikeluarkan."  Padahal, kalau tanpa penekanan rahim, kapasitas tersebut tidak akan  membuatnya ingin kencing.
Itulah sebabnya pada trimester III, di mana tubuh janin semakin  besar, penekanan rahim pada kandung kemih pun akan semakin besar.  Akibatnya, sang calon ibu akan semakin sering merasa ingin buang air  kecil.
KELAINAN
Beser pada ibu hamil akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan. "Namun  tidak langsung berhenti. Setidaknya, sampai 40 hari setelah melahirkan  ia masih akan terus begitu." Mengapa demikian? Pertama karena kondisi  rahim masih membesar. Kedua, karena pengaruh hormon. Misalnya hormon  ASI. "Si ibu harus memproduksi ASI sehingga kebutuhan akan air pun  meningkat. Akibatnya, produksi urine juga meningkat."
Biasanya setelah 40 hari melahirkan, 
beser akan menghilang. "Kalau masih terus berlangsung, berarti ada kelainan organik." Yaitu kelainan di daerah 
trigonum, daerah segitiga titik paling rendah dari tempat kencing yang mengatur  residu sisa urine. Residu itu akan tertahan di daerah segitiga ini. 
Trigonum ini berfungsi mempertahan agar tidak terjadi 
inkontinensia (tidak bisa menahan kencing).
Pada saat hamil, rahim membesar sehingga sudut segitiga itu makin  landai, tak runcing dan membentuk sudut 40-60 derajat lagi. "Posisi  landai inilah yang membuat si ibu tidak bisa menahan kencingnya atau 
inkontinensia tadi. Belum sampai kamar mandi, sudah keluar."
JANGAN KURANGI MINUM
Nurwansyah juga mengingatkan agar para ibu hamil jangan sampai  mengurangi jumlah minumnya. "Gara-gara tak mau bolak-balik ke kamar  mandi, lantas ia mengurangi konsumsi minumnya." Yang harus dipahami,  jelasnya lebih lanjut, kencing adalah sebuah proses untuk membuang  zat-zat sampah dari ginjal. "Sampah orang hamil justru beberapa kali  lipat lebih banyak dari orang normal, karena kebutuhan zat-zat gizi  serta metabolisme juga bertambah."
Nah, kalau konsumsi minum dikurangi, berarti tidak ada "truk sampah"  yang membawa sampah itu keluar dari tubuh kita. "Akibatnya, tubuh bisa  terkena infeksi. Oleh karena itu, kita harus mensubsidi truk-truk sampah  itu, sehingga transportasinya lancar."
Selain itu, ujar Nurwansyah, berdasarkan penelitian di Jepang, air  minum juga berdampak pada air ketuban. "Ibu hamil yang air ketubannya  sedikit, ternyata setelah diminta minum 2 liter air setiap 2 jam,  mengalami peningkatan jumlah air ketuban." Air ketuban, ujar Nurwansyah,  sangat penting bagi janin. "Karena janin makan, minum, pipis atau  mengeluarkan kotoran dalam air ketuban."
Perlu diketahui kekurangan air ketuban juga dapat mengakibatkan  metabolisme janin terganggu. Akibatnya, tubuh janinnya pun jadi kecil,  yang disebut pertumbuhan janin terhambat.
Yang harus diingat pula, jangan pernah menahan keinginan untuk  kencing gara-gara segan bolak-balik ke kamar mandi. "Jangan pernah  menahan kencing. Karena saat timbul keinginan kencing, itu pertanda  bahwa kandung kencing kita sudah penuh. Untuk itu harus segera  dikeluarkan. Jangan dilihat yang keluarnya saja. Karena dari mulai  ginjal ke kandung kencing, sebenarnya aliran urine tersebut sudah  mengantri." 
Urine, ujar Nurwansyah, tidak langsung turun ke kandung kemih. Dari  ginjal dia akan menunggu kita mengosongkan urine yang ada dalam kandung  kencing itu, baru ia turun lagi. "Kalau kita tahan urine yang ada di  kandung kencing, maka urine yang ada di saluran ureter akan membuat  infeksi."
Dampak infeksi pada kehamilan bisa bermacam-macam. "Bisa menyebabkan  keguguran, lahir prematur, atau kematian janin dalam kandungan. Sebab,  kuman-kuman tersebut bisa menyerang ari-arinya. Akibatnya, janinnya  tidak bisa bernafas." Sedangkan dampak pada ibunya, bisa membuat infeksi  ginjal atau gangguan kegagalan ginjal.
WASPADAI NYERI
Yang patut diwaspadai justru jika 
beser ini disertai dengan rasa nyeri atau rasa terbakar di saluran kemih atau  pada kandung kemih. Nyeri tersebut terjadi karena adanya infeksi dari  kuman yang sering terdapat dalam vagina dan kemudian masuk ke 
uretra lalu menimbulkan infeksi.
Pertanda infeksi bisa juga timbul berupa anyang-anyangan atau 
dysuri. Anyang-anyangan adalah adanya suatu rangsangan pada mulut saluran  kencing. "Rangsangan pada mulut saluran kencing ini bisa terjadi karena  reaksi infeksi. Bisa juga karena kadar pH dari urinenya tidak sesuai."  Biasanya muncul dalam bentuk nyeri yang sangat ringan pada permukaan  mulut saluran kencing.
Nyeri ini terjadi karena di daerah introitus vagina (liang senggama)  terdapat banyak kuman sehingga saluran kencing mengalami radang kronis  dan akibatnya membuat saluran kencing menyempit. Tidak lancarnya saluran  kencing inilah yang kemudian menimbulkan infeksi, sekaligus sering  membuat rasa ingin kencing lagi. 
Selain itu, struktur organ wanita juga memungkinkan mudahnya kuman  masuk ke mulut saluran kemih tadi. "Panjang saluran kemih hanya berjarak  3 cm dari muaranya, sehingga amat dekat dengan vagina dan anus. Kondisi  seperti ini membuat saluran kemih gampang tercemar. Baik oleh kotoran  dari anus maupun oleh cairan yang keluar dari vagina. Seperti jamur  ataupun bakteri."
Itulah sebabnya, sebaiknya wanita selalu menjaga kebersihan organ  intimnya. "Berbagai kasus terjadinya infeksi saluran kemih berawal dari  kondisi organ intim yang kurang bersih ini."
Nah, kini tak perlu cemas lagi kalau Ibu jadi beser saat sedang  hamil tua. Yang jelas, jika ingin buang air kecil, jangan ditahan lagi,  ya, Bu
.!