Obat Penguat Kandungan Mencegah Keguguran Berulang - Kerap kali Anda mendengar obat penguat kandungan untuk mengatasi masalah keguguran berulang. Semudah itukah penggunaannya? Pahami disini. Kehamilan yang tanpa kendala adalah dambaan setiap calon ibu. Namun adakalanya hal-hal terjadi tanpa dapat dihindari seperti keguguran yang merupakan risiko paling berat. Bila telah berulang atau lebih dari dua kali, di usia kehamilan berapapun, ibu sebaiknya mewaspadai risiko yang sama terjadi pada kehamilan berikutnya. Sehingga dokter kandungan umumnya akan menyarankan dilakukan serangkaian tes untuk mengetahui penyebab keguguran.
Beberapa orang awam menyinggung soal obat-obatan penguat kandungan. Konon obat ini diberikan pada para wanita yang mengalami keguguran berulang. Namun beberapa orang mengkhawatirkan kontra indikasi yang dapat terjadi dengan pemakaian penguat kandungan.
Ketahui Penyebab Keguguran
Sebelum berbicara tentang penguat kandungan, penting bagi calon ibu mengetahui penyebab keguguran itu sendiri. Sebenarnya penyebab keluarnya hasil pembuahan dari dalam rahim dapat digolongkan dari usia kehamilan yang berjalan.
“Umumnya keguguran banyak terjadi di kehamilan yang belum menginjak 20 minggu atau dengan berat konsepsi (buah kehamilan) di bawah 500 gram,” ungkap
dr. Ifzal Asril, Sp OG., spesialis kebidanan dan kandungan dari
RSIA Hermina Jatinegara.
4-8 Minggu
Berdasarkan literatur, keguguran pada usia kehamilan ini bisa disebabkan oleh kelainan genetik atau kromosom. Akibatnya kehamilan tidak berkembang, lama kelamaan konsepsi akan keluar dengan sendirinya. “Jika terjadi kelainan yang parah, konsepsi akan gugur sendiri. Jadi ini semacam seleksi alam bagi embrio,” jelas Ifzal.
10 Minggu
Umumnya disebabkan oleh infeksi atau gangguan kelainan imunologi. Infeksi bisa terjadi baik di vagina, mulut rahim, serviks maupun di organ lain seperti paru-paru, hati (hepatitis), TORCH, HIV dan sebagainya. Infeksi dapat membuat tubuh memproduksi hormon prostaglandin yang juga menyebabkan rahim terus menerus berkontraksi hingga berisiko membuat konsepsi terlepas.
Di Atas 12 Minggu
Jika melewati trimester pertama, umumnya disebabkan kelainan anatomi rahim (mulut rahim yang lemah) maupun defisiensi hormon. Secara perlahan konsepsi terus berkembang di dalam rahim dan bertambah berat, memerlukan kekuatan mulut rahim untuk menahan janin. Namun ketika janin berusia 4 bulanan, mulut rahim yang lemah tidak mampu menahan janin sehingga ia pun keluar.
Selain berdasarkan usia kehamilan, penyebab keguguran juga dapat diduga dari kuantitas kejadian. “Keguguran yang berulang (di atas 2 kali) bisa jadi karena faktor gangguan pembekuan darah,” jelas Ifzal.
Beda Penyebab, Beda Penanganan
Begitu beragamnya penyebab keguguran, tentu saja membutuhkan penanganan maupun terapi yang berbeda. Kalau dilihat dari penyebab, keguguran di bawah delapan minggu tentu saja sulit untuk dicegah. Upaya dari luar seperti dengan obat-obatan, tetap sulit mencegahnya terjadi.
Begitupun dengan keguguran di usia kehamilan empat hingga 4,5 bulan yang banyak disebabkan oleh mulut rahim yang lemah. Jalan keluarnya bukan dengan obat, melainkan pengikatan mulut rahim. Tindakan ini dilakukan sejak kehamilan dirasakan bermasalah, hingga menjelang kelahiran (kehamilan berjalan di atas 9 bulan). Jadi setelah dekat dengan perkiraan kelahiran, ikatan mulut rahim dapat diangkat.
Keguguran di atas 12 minggu yang disebabkan oleh defisiensi hormon (kekurangan hormon kehamilan) dan infeksi, dapat diminimalisir dengan konsumsi obat penguat kandungan yang berisikan hormon progesteron (termasuk turunannya, Red.). Selain, tentu saja melakukan terapi pengobatan terhadap infeksi yang diderita.
Mengandung Progesteron
Lalu apa yang dimaksud penguat kandungan? Hormon progesteron yang selama ini diketahui awam sebagai penguat kandungan sebenarnya hanya upaya memenuhi kebutuhan tubuh akan hormon tersebut saat hamil. Normalnya, sebelum plasenta (bagian dari embrio yang mempertahankan kehamilan) terbentuk sekitar 12 minggu, kehamilan bersandar pada fungsi
corpus lutheum (pada ovarium).
Corpus lutheum atau bekas tempat telur yang telah keluar dari ovarium, akan beralih fungsi menghasilkan hormon progesteron. Menstabilkan kondisi rahim sekaligus mempertahankan kehamilan hingga plasenta terbentuk.
Nah, jika ternyata
corpus lutheum gagal memproduksi hormon sesuai yang dibutuhkan (
defect corpus) maka pasokan hormon bisa didapat dari tambahan obat di kehamilan usia 8 mingguan.
“Indikasinya kalau terjadi keguguran berulang atau sudah diperiksa namun tidak ditemukan gangguan pembekuan darah, tidak ada kelainan anatomi rahim, myoma di dekat rongga rahim,” ungkap Ifzal meluruskan pendapat yang menganggap penguat kandungan dapat dikonsumsi tanpa rekomendasi dokter kandungan atau sewaktu-waktu ketika hamil.
Tidak Sebabkan Hiperaktivitas
Meski penguat kandungan bisa digunakan secara legal, di kalangan medis sendiri masih menjadi perdebatan. Bukan soal bahaya, namun lebih kepada dibutuhkan atau tidaknya. “Sebenarnya penggunaan tambahan hormon ini sifatnya seperti vitamin. Selama masih cukup diproduksi oleh tubuh, ya tidak perlu tambahan,” ungkap Ifzal.
Setelah pemberian (baik oral maupun anal/vaginal), hormon progesteron akan langsung menenangkan uterus sehingga tidak berkontraksi terus menerus. Umumnya selain kasus keguguran berulang di atas 12 minggu, dokter juga mempertimbangkan ibu yang mengalami kontraksi dini di usia kehamilan 8 mingguan. “Tapi, tentu juga perlu ditelusuri penyebab kontraksi itu, apakah ada infeksi yang menyebabkannya,” jelas Ifzal.
Jika ditanya apakah ada efek yang bisa terjadi terhadap janin, Ifzal menepis kekhawatiran itu. Tidak tepat jika dicurigai sebagai penyebab anak hiperaktif. “Tidak ada kontra indikasi kecuali jika ada alergi terhadap progesteron, itu pun belum pernah terjadi,” terang Ifzal.
Segera Ke Dokter Saat Terasa Kencang
Salah satu gejala yang mengindikasikan terjadi kontraksi rahim, terasa sakit atau kencang di perut bawah. Jangan biarkan gejala ini berlangsung terlalu lama apalagi hingga seharian. Ingat, risiko paling fatal dari kontraksi dini adalah keguguran.
- Segera istirahat di atas pembaringan.
- Konsumsi cukup air putih.
- Minum obat yang diresepkan oleh dokter untuk mengatasi kontraksi dini.
- Jika dalam 1-2 jam setelah konsumsi obat, kontraksi belum berkurang, segera ke rumah sakit atau praktik dokter kandungan terdekat
.