Tekanan Darah Tinggi Hipertensi Naik Turun Saat Menyusui -
Saya (28), ibu 2 putra. Saya tak habis pikir kenapa sejak anak kedua berumur 4 bulanan tekanan darah saya jadi naik-turun. Pertama diperiksa 140/90, padahal sebelumnya tidak pernah lebih dari 120/80. Kemudian setelah diberi obat Nifedipin dengan dosis 1/2 x 1 selama 1 minggu, tensi pun turun jadi 130/90. Namun seminggu kemudian naik lagi jadi 140/90. Kemudian obat dihentikan dan dicoba dengan diet. Hasilnya turun jadi 125/80 dan tetap stabil untuk jangka waktu agak lama.
Akan tetapi 2 bulan yang lalu saya merasa pusing dan capek sekali. Ternyata tensi saya naik lagi jadi 150/110. Kembali saya diberi obat, kali ini dengan resipin dosis 1x1 tablet 25 mg. Seminggu kemudian turun jadi 140/100, lalu 130/909, 125/90 dan terakhir 120/80. Namun dokter tetap memberi obat yang sama dengan dosis 1/2 x 1, katanya takut kalau tiba-tiba tensi saya melonjak lagi. Sampai saat ini saya makan apa saja karena saya masih menyusui.
Perlu dokter ketahui, kondisi seperti ini terjadi sejak saya pindah ke rumah sendiri, mengurus 2 batita sendirian tanpa pembantu sementara suami dinas di luar kota. Apakah ada kaitannya, Dok? Ataukah lebih karena keturunan mengingat keluarga besar saya umumnya juga terkena hipertensi, meski di usia lebih dari 40 tahun. Apa yang harus saya lakukan?
Mungkinkah saya kembali normal tanpa tergantung pada obat-obatan? Makanan apa yang mesti saya pantang? Terus terang saya juga jadi takut makan, sampai-sampai BB tinggal 46 kg dengan tinggi 165 cm. Mohon penjelasan dan terima kasih banyak. (Tati - Kudus)
Ibu Tati di Kudus, saya ikut prihatin dengan keadaan Ibu sekarang. Saat ini Ibu sedang mengalami kurang gizi dengan indeks massa tubuh 16,9 (normalnya berkisar antara 18,5-25).
Gejala hipertensi itu penyebabnya sangat kompleks, baik secara fisik maupun kejiwaan ditambah dengan faktor keturunan. Pada kasus Ibu, faktor keturunan tentu tidak bisa dihilangkan. Ditambah lagi dengan adanya faktor fisik berupa kelelahan harus mengurus anak dan rumah seorang diri serta jauh dari suami dan kerabat. Sedangkan faktor kejiwaan ikut memicu karena Anda takut makan dan khawatir bila harus bergantung pada obat.
Padahal, tekanan darah seseorang naik dan turun itu bervariasi mengikuti kegiatan fisik dan kejiwaannya sehari-hari. Selain pengaruh dari makanan tentunya. Untuk itu, saya menganjurkan agar Ibu mengatur pola hidup secara teratur sesuai kemampuan. Saya bisa membayangkan bagaimana kesibukan Ibu mengurus anak-anak yang relatif masih kecil. Belum lagi pekerjaan rumah tangga yang rasanya tiada pernah berakhir. Namun Ibu tetap harus menjadwalkan waktu untuk beristirahat dan makan makanan yang bergizi dengan mengurangi makanan yang asin/bergaram.
Caranya, upayakan selagi anak-anak sedang tidur, Ibu juga ikut tidur. Begitu juga saat anak-anak sedang makan, Ibu pun harus menyempatkan diri makan. Setiap bulan, sambil menimbang si kecil di Posyandu atau klinik Ibu-Anak terdekat, jangan lupa untuk kontrol tekanan darah Ibu. Selain pengobatan hipertensi dengan obat, tentu tak ada salahnya Ibu juga mencoba mengonsumsi berbagai jenis sayuran atau buah yang terkenal khasiatnya untuk menurunkan tekanan darah seperti ketimun, belimbing, daun seledri dan lainnya
.