Tips Cara Memelihara Kucing yang Aman - Ada banyak alasan untuk memelihara kucing. Dan, ada banyak pula alasan untuk menundanya. Faktor kesetiaan kucing menjadi pertimbangan. Ada yang bilang, kucing hanya setia pada rumah majikan, ketimbang pemiliknya. "Kucing yang saya bawa pulang dari klinik lebih mengenal mobil saya daripada rumah saya. Itulang keunikan kucing: setia akan tempat yang sudah dikenalnya," kata Drh.Cut Nurmaini, dokter hewan sekaligus pemilik Klinik Hewan Veterinary Surgeon, Bekasi.
Sebenarnya, karakter kucing yang manja memudahkan pemeliharaannya, karena tak butuh pemeliharaan yang repot. Cukup dengan disayang, disentuh dan dibelai, kucing sudah jadi hewan peliharaan yang manis. Secara mendetail, karakter kucing sendiri bergantung pada ras dan jenisnya, serta faktor hormon yang diberikan selama pemeliharaan.
Namun kucing sering dikaitkan dengan pemicu datangnya penyakit seperti asma, alergi, dan toksoplasma. Menurut Drh.Cut, asma secara logis berhubungan dengan kotoran dan debu yang beterbangan. Memang benar, bulu kucing bisa membuat kita bersin-bersin. Tapi itu bisa jadi hanya pada masa-masa awal kehadiran kucing di rumah. Setelah itu, kita akan terbiasa.
Sedangkan untuk kasus toksoplasma, bisa dibilang virusnya agak unik dan berkembang di dalam tubuh kucing dengan sempurna. Tapi, jangan panik dulu. Fakta tadi tidak bisa kita jadikan patokan bahwa semua kucing pasti terinfeksi toksoplasma.
"Toksoplasma dikeluarkan bersama kotoran kucing dan tidak setiap saat. Ada waktu-waktu tertentu oosit toksoplasma dikeluarkan bersama kotoran. Bahkan, kasus toksoplasma lebih banyak terjadi pada binatang pemakan daging mentah atau setengah matang. Pada kambing, misalnya, kemungkinan terinfeksi toksoplasma adalah 80 persen," jelas Drh.Cut.
Memegang atau menyentuh kucing pun tidak lantas langsung membuat kita terinfeksi. Menurut Cut, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar lima hari untuk bisa tertular toksoplasma. Yang perlu dicermati dari penyakit kucing yang bisa menular adalah
scabies, yang disebabkan oleh kutu. Kontak langsung akan mengakibatkan kita terinfeksi kutu ini. "Hal ini juga bisa terjadi pada mereka yang memiliki hewan peliharaan kelinci," katanya.
Supaya Anda tak ragu memelihara kucing, coba ikuti tip dari Drh. Cut tentang pemeliharaannya:
- Bersihkan kotoran kucing segera. Siram dengan air, lalu cuci dengan sabun. Hindari kontak langsung dengan kotoran, sebaiknya pakai sarung tangan.
- Hindari memberi makanan mentah pada kucing. Berikan makanan yang telah dimasak atau makanan khusus untuk kucing.
- Berikan vaksin pada kucing setahun sekali. Ini berlaku bagi kucing dari berbagai jenis, baik yang berbulu panjang maupun pendek. "Vaksin yang saya berikan biasanya Rhinotracheitis, Calicivirus, dan Panleukopenia. Sedangkan vaksin Rabies wajib diberikan kepada kucing, sesuai dengan undang-undang. Ibaratnya, tak ada ampun bagi hewan yang sudah terinfeksi Rabies," katanya.
Agar anak-anak bisa berinteraksi dengan kucing kesayangannya tanpa harus membuat kita khawatir, utamakan selalu kebersihan. Ajarkan mereka untuk selalu mencuci tangan setelah memegang, menyentuh, atau bermain-main dengan kucing. Jika semua ini terpenuhi, kucing menjadi hewan yang aman dipelihara. Bahkan untuk Anda dengan anak usia balita
.