Cara Mengatasi Fobia Ketakutan Anak Takut ke Sekolah - Fobia sekolah kerap disebut oleh kalangan medis sebagai "imitasi ulung" karena kerap kali menyerupai sakit yang sebenarnya. Saat anak akan berangkat sekolah atau mengikuti ujian sekolah, tiba-tiba mereka mengeluhkan berbagai keluhan fisik. Kendati pada kenyataannya, keluhan ini sifatnya hanya emosional. Pada akhirnya, fobia sekolah juga berdampak pada masa depan anak. Ini mengakibatkan presentasi sekolah yang buruk akibat kecemasan berlebih ketika meninggalkan rumah maupun bersekolah. Sayangnya, anak juga akan jarang mengakui dirinya takut. Anak cenderung mencari-cari alasan untuk tidak perlu ke sekolah.
Kenali fobia sekolah, ketika anak kerap memiliki keluhan fisik tak jelas saat tiba waktu berangkat sekolah. Misal, anak mengeluh sakit perut, mual, muntah, tak nafsu makan, sakit kepala, letih, lemah, pucat, insomnia malam sebelum sekolah, sakit dada, sakit tenggorokan atau batuk, terbatuk sekali-kali di siang hari. Sementara pada fakta medis, anak-anak dengan infeksi pernapasan biasanya terbatuk-batuk di malam hari, cenderung batuk dalam suksesi lima atau lebih batuk, dan batuk disertai lendir. Beberapa orang tua bahkan melaporkan anak merasa panas, tetapi ketika mereka mengukur suhu ternyata normal.
Gejala fobia sekolah ini umumnya muncul di hari-hari menjelang sekolah, seperti pada Minggu malam atau Senin pagi. Gejala akan menghilang selama akhir pekan dan hari libur. Dan, pada bulan-bulan tertentu awal dimulainya tahun ajaran atau setelah liburan adalah saat yang umum fobia sekolah kembali kambuh.
Anda mungkin menduga fobia sekolah adalah penyebab sakit anak. Sebaiknya, demi kepentingan anak, konsultasikan ke dokter agar mereka membuat diagnosis yang tepat. Jika masalah memang fobia sekolah, dokter anak akan mendalaminya lebih lanjut. Selain pemeriksaan fisik lengkap, dokter akan melakukan tes laboratorium sederhana. Jika pemeriksaan fisik dan tes laboratorium normal, maka kecurigaan tersebut positif.
Pengasuhan Anak dengan Fobia Sekolah
Temukan metode agar anak dapat kembali ke sekolah, dengan bantuan dokter anak . sebaiknya fokuskan pada hal-hal yang membuat anak takut meninggalkan rumah. Adalah normal bagi anak untuk mengalami beberapa masa adaptasi ketika mengalami kepergian temporer. Anak-anak kerap merasa cemas ketika harus pergi pertama kali dan memulai sekolah. Normalnya, kecemasan ini memberikan cara untuk mengupayakan rasa kemerdekaan dan nyaman.
Ketika memulai usaha agar anak kembali ke sekolah, pertimbangkan hal berikut: Apakah hubungan orangtua-anak yang dikembangkan memacu ketergantungan anak akan rumah, secara sadar atau tidak sadar? Misal, apakah Anda pernah menyampaikan kepada anak jika Anda tidak ingin dia dipisahkan dari Anda? Sebuah aksioma psikologi merangkum masalah: "Seorang anak tidak bisa mentolerir perpisahan dengan orang tuanya jika orang tua tidak bisa mentolerir pemisahan dari sang anak."
Ketergantungan yang terlalu kuat sudah pasti salah atau harus diperbaiki. Kendati terkadang ini hanya manifestasi hubungan orangtua-anak yang sehat dan
secure. Bagaimanapun, hubungan orangtua-anak yang sehat juga harus membuat anak merasa
secure kendati harus jauh dari rumahnya. Ini sangat penting bagi perkembangan pribadi dan sosial anak di usia sekolah.
Segeralah periksa ulang hubungan orangtua-anak Anda. Apakah ada alasan mengapa anak Anda harus memiliki rasa takut meninggalkan Anda? Apakah anak merasa khawatir Ibunya dalam bahaya ketika ia sedang pergi?
Beberapa anak dapat saja memiliki ketakutan-ketakutan tersebut, terutama setelah mendengar orangtua teman dekatnya bercerai. Jangan hadapi anak dengan pertanyaan memojokkan, seperti :"Mengapa harus takut untuk pergi ke sekolah?" Sebaliknya, tanyakan padanya. "Mengapa kamu ingin tinggal di rumah?" Pendekatan ini lebih menghormati perasaan dan membuka jalan untuk komunikasi. Selanjutnya, cobalah mencari tahu apakah ada situasi yang mengancamnya di sekolah. Apakah anak mengalami kesulitan secara sosial maupun akademis?
Sebuah diskusi dengan Guru juga dapat membantu mengungkap masalah ini. Bisa jadi anak mengalami fobia sekolah karena merindukan sekolah dalam jangka waktu yang lama. Hal ini mungkin karena dirinya malu telah tidak masuk sekolah, khawatir harus menjelaskan apa yang dilakukan selama tidak masuk sekolah, maupun merindukan sekolahnya. Hal ini mungkin karena rasa malu telah membolos sekolah, merasa perlu membenarkan alasan ketidakhadiran pada teman-teman sebayanya, atau takut tak mampu mengejar ketertinggalan dalam tugas-tugas.
Dokter anak akan membantu Anda mengasuh anak kembali ke sekolah. Dokter dapat melakukan pemeriksaan medis lengkap, berikan keterangan lengkap kesehatan anak, dan menyatakan bahwa anak tidak memiliki penyakit yang mengharuskannya keluar dari sekolah.
Kadang-kadang, ketika anak bersikeras dirinya sakit sebelum waktu sekolah, katakan padanya Anda akan membawanya ke dokter. Hindari berfokus pada keluhan tubuh anak karena ini hanya memperkuat kecemasan, rasa sakit, dan nyeri. Dokter anak juga akan membantu Anda dalam konseling anak. Tujuan dari konseling ini untuk menyampaikan kepada anak bahwa "Sekolah tidak akan bisa ditawar, tetapi orangtua dan dokter akan membantu mengatasi rasa takut meninggalkan rumah atau bersekolah."
Dengan mengupayakan anak kembali ke sekolah, Anda memutus lingkaran setan ketergantungan anak di rumah. Dimana ini juga akan meningkatkan rasa berani ke sekolah. Pada akhirnya, ini akan memacu keinginan anak untuk bersekolah dan mengatasi kecemasan akan berpisah dari rumah. Sekembalinya anak ke sekolah, juga menurunkan kecemasan selain menemukan penyebab rasa takut yang sebenarnya
.